Artinya bila salah satu data pembanding tidak ditemukan profil DNA-nya maka proses identifikasi terhambat, pencocokan data DNA dari keluarga dan korban ini yang masih diupayakan.
“Sehingga kita harus mencari lebih dalam lagi (sampel DNA) dari bagian tubuh (jenazah korban). Contohnya dari jaringan otot, jaringan kulit, atau rambut, atau bahkan gigi,” kata Hastry.
Tim DVI meminta pihak keluarga agar dapat bersabar menanti proses identifikasi rampung, karena metode DVI menitikberatkan pada ketepatan dibanding kecepatan.
Agar jenazah yang diserahterimakan kepada masing-masing pihak keluarga sesuai, dan dapat memberikan kepastian bagi keluarga kehilangan kerabatnya dalam kebakaran Glodok Plaza.
“Kita periksa (semua bagian tubuh), kita ambil dan cari bagian mana yang bisa keluar profil DNA-nya keluar. Kita masih terus bekerja sampai benar-benar bisa keluar profil DNA-nya,” jelas Hastry.
Dalam DVI identifikasi dapat dilakukan melalui pencocokan data antemortem sidik jari dan gigi, namun karena kondisi jenazah yang terbakar maka pemeriksaan sidik jari tak memungkinkan.