“Energi nuklir tidak memiliki tempat untuk masa depan yang aman, bersih, dan berkelanjutan. Kita harus menjauh dari solusi palsu dan meninggalkan tenaga nuklir menjadi masa lalu,” kata Leonard kepada BenarNews.
Ia menambahkan, bahkan jika energi nuklir menggandakan kapasitasnya secara global pada 2050, kontribusinya dalam pengurangan emisi hanya sekitar 4%.
Energi nuklir menjadi sumber dari 9 persen listrik di seluruh dunia, yang dibangkitkan oleh 440 reaktor nuklir, menurut Asosiasi Nuklir Dunia.
Leonard juga menyoroti bahwa PLTN membutuhkan air dalam jumlah besar untuk pendinginan, membuatnya rentan terhadap kekeringan dan gelombang panas yang semakin sering terjadi akibat pemanasan global.
Letak Indonesia di Cincin Api Pasifik, wilayah yang rawan gempa, memicu kekhawatiran tentang potensi bencana nuklir.
Namun Indra dari BAPETEN menyebutkan bahwa wilayah dengan aktivitas seismik rendah, seperti Bangka Belitung dan Kalimantan Barat, menjadi prioritas pembangunan.
“Di Jepang juga banyak reaktor didirikan di wilayah gempa, jadi ada solusi engineering untuk hal tersebut, tapi buat investasi tentu saja isunya juga biaya, makanya lebih efisien kalau [PLTN] bisa dibangun bukan di wilayah gempa,” kata Indra.