Diwawancarai secara terpisah, Irman Lanti, pengamat hubungan internasional di Universitas Padjadjaran mengaku kaget dengan pengumuman Brazil, karena semula Indonesia terlihat ragu menjadi anggota blok itu.
Indonesia, ujar Irman, justru terlihat lebih bersemangat untuk masuk Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi OECD, yang secara orientasi ekonomi dan politik berbeda dengan BRICS. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) sendiri merupakan forum bagi pemerintah dari 37 negara demokrasi dengan ekonomi berbasis pasar untuk: Berkolaborasi mengembangkan standar kebijakan.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah setelah menjadi anggota BRICS, Indonesia tetap ingin maju menjadi anggota OECD?
“Kalau OECD itu lebih ke pasar bebas dan banyak syarat untuk menjadi anggota OECD, misalnya penghormatan terhadap hak asasi manusia, penghormatan terhadap lingkungan hidup, dan sebagainya,” katanya.
Saat ini OECD masih mengkaji permohonan Indonesia untuk menjadi anggota, mengingat persyaratan yang harus dipenuhi lebih ketat dibanding untuk menjadi anggota BRICS karena perbedaan orientasi politik dan ekonominya. Misalnya tidak seperti OECD, BRICS tidak terlalu fokus pada isu HAM dan lingkungan hidup.