‘’Kerja sama ini tidak hanya bertujuan untuk mengantisipasi dinamika geopolitik tertentu, tetapi juga menegaskan komitmen bersama untuk menjaga kebebasan navigasi, menghormati hukum internasional, dan menciptakan arsitektur keamanan yang stabil di kawasan Indo-Pasifik,’’ ujarnya.
Khairul memperkirakan kerjasama pembuatan kapal fregat akan mengacu pada teknologi kelas Mogami yang dikenal dengan efisiensi operasional, desain stealth untuk mengurangi deteksi radar, dan kemampuan multirole yang mencakup misi patroli, anti-kapal selam, serta pertahanan udara.
“Jika terealisasi, kapal yang dikembangkan bersama itu tentunya harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi geografis Indonesia. Misalnya terkait kemampuan patroli panjang, efisiensi bahan bakar, dan fleksibilitas misi untuk mengatasi berbagai tantangan keamanan maritim yang dihadapi Indonesia,” terang Khairul.
Luthfi menambahkan penawaran Jepang untuk membangun fregat bersama sebenarnya telah dilakukan Jepang sejak 2020, namun Indonesia lamban memberikan tindak lanjut karena sedang memfokuskan anggaran untuk infrastruktur dan pembangunan ibu kota baru.