IPOL.ID – Warga Penjaringan, Jakarta Utara mengeluhkan kondisi Kali Kamal Muara yang berbusa dan mengeluarkan bau tidak sedap. Menanggapi hal ini, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menjelaskan bahwa sejumlah kali di Jakarta masih menerima pembuangan air limbah dari rumah tangga hingga limbah pabrik.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin menuturkan, saat ini, sistem saluran air di seluruh wilayah DKI Jakarta belum sepenuhnya memisahkan antara air limbah dan air hujan.
“Dengan adanya peraturan daerah (perda) air limbah, maka upaya kita untuk membangun infrastruktur pemisah antara air limbah dan air hujan akan lebih tertata,” kata Ika, Rabu (22/1).
Ika menyebut, di sepanjang Kali Semongol, Penjaringan, terdapat pabrik dan permukiman warga yang membuang sampah serta air limbah langsung ke sungai.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah dan air limbah sembarangan, termasuk sisa minyak goreng atau air cucian piring, ke saluran air.
“Ketika semua terkumpul di satu tempat, limbah akan mengendap,” sebutnya.
Ika menambakkan, sebelumnya sering terjadi banjir akibat rob di wilayah Kamal. Setelah dibangunnya pompa Kamal, kondisi tersebut membaik.
Namun, limbah yang terkumpul di satu tempat dan proses pemompaan air sungai menyebabkan terjadinya turbulensi, yang memicu munculnya busa.
“Busa-busa itu sebenarnya proses penggelontorannya,” ucap dia.
Dinas SDA DKI Jakarta berharap adanya dukungan terkait proyek Jakarta Sewerage System (JSS), yang merupakan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum.
“Proyek ini bertujuan membangun sarana pengelolaan air limbah domestik (non industri) skala perkotaan, sehingga air hujan dan air limbah domestik tidak tercampur,” tandasnya. (far)