Sementara itu menanggapi keluhan pedagang kantin yang kehilangan pendapatan akibat program ini, Afni menyarankan agar kantin sekolah dilibatkan. “Kantin juga harus diberi pemahaman terkait program ini. Jika memungkinkan, mereka bisa menjadi mitra dalam menyediakan makanan bagi siswa. Dengan begitu, program ini bisa tetap berjalan tanpa mengorbankan pendapatan pedagang kantin,” terang dia.
Dikatakannya, program MBG harus dijalankan dengan prinsip kehati-hatian, mengingat program ini melibatkan anak-anak. “Ini bukan hanya soal bisnis atau keuntungan. Ini adalah tanggung jawab sosial untuk memastikan siswa mendapat makanan bergizi yang benar-benar bermanfaat,” tegasnya.
Program MBG diharapkan dapat berjalan lebih baik melalui peran aktif BUMD, kolaborasi dengan UMKM, serta penyesuaian anggaran yang memadai agar tujuan utama memberikan makanan bergizi kepada siswa dapat tercapai. (sofian)