“SILPA ini akan menjadi bantalan yang penting dalam memperkuat buffer fiskal APBN di 2025. Memberikan ruang yang lebih luas untuk menghadapi berbagai dinamika yang bisa terjadi di tahun 2025,” jelas Wamenkeu.
Kinerja pembiayaan Surat Berharga Negara (SBN) juga terjaga di tengah dinamika kondisi global. Pasar SBN mencatatkan inflow sebesar Rp34,59 triliun ytd, menunjukkan daya tarik SBN bagi investor dalam negeri maupun asing.
Selain itu, yield SBN juga terkendali didukung oleh likuiditas pasar yang terjaga. Bid to cover ratio lelang SBN sepanjang 2024 sebesar 2,3 kali.
“Stabilitas ekonomi domestik yang tetap terjaga didukung oleh fundamental makro ekonomi yang solid dan kinerja pemerintah dalam menjaga kredibilitas pengelolaan fiskal menjadi faktor utama yang menarik minat investor,” jelasnya.
Di sisi lain, sampai dengan 31 Desember 2024 pembiayaan investasi pemerintah telah dicairkan sebesar Rp81,49 triliun antara lain untuk sektor pendidikan, perumahan, infrastruktur, perhubungan, dan penguatan ekspor nasional.