IPOL.ID – Teuku Riefky, Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), mengingatkan pemerintah untuk fokus pada penciptaan lebih banyak lapangan kerja guna meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini penting untuk mengatasi tantangan ekonomi saat ini, di mana daya beli masyarakat masih tertekan, sementara suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) tetap tinggi.
Menurut Teuku Riefky, meskipun pemulihan ekonomi pasca-pandemi terus berlanjut, daya beli masyarakat Indonesia masih menunjukkan angka yang rendah. Hal ini diperburuk oleh keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat yang relatif tinggi. BI rate yang tinggi berpotensi membebani masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah, karena mempengaruhi biaya kredit, harga barang, dan pengeluaran rumah tangga.
“Di tengah tingkat inflasi yang relatif tinggi dan suku bunga acuan yang masih tinggi, daya beli masyarakat sangat tertekan. Hal ini bisa berdampak negatif pada konsumsi domestik, yang merupakan salah satu pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Teuku Riefky dalam keteragannya di Jakarta, Selasa (7/1/25).