“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia akan mengembangkan energi baru terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil,” katanya.
Hangga mengatakan hingga 2040, lebih dari 100 GW kapasitas energi akan dibangun, yang 75 persennya berasal dari energi terbarukan, 5 GW nuklir, dan 20 GW dari gas.
Mantan Analis Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas itu berharap dengan adanya Keppres Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional yang dipimpin Menteri ESDM, bisa meningkatkan investasi, hilirisasi, dan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan nilai tambah pada komoditas Indonesia.
“Indonesia harus bisa beralih dari bahan bakar fosil ke EBT untuk mencapai target Paris Agreement tahun 2030 dan juga NZE di 2060. Coal phase down menjadi penting, namun harus ada solusi,” tegasnya.
Menurut Hangga, PLTU akan dipensiunkan, tetapi harus ada penggantinya. Sumber energi yang bisa menjadi base load, yang murah, dan dapat diakses oleh masyarakat adalah co-firing dengan biomassa, gas, dan EBT.