Tanpa syarat itu terpenuhi, jangan berbicara prestasi. Dulu, petinju Indonesia mampu menembus Olimpiade karena sosok ketua umum PP Pertina seperti pak Sahala Rajagukguk dan Pak Paul Toding punya hati dan dana.
Makanya, TC di Korea dan Jerman bisa terlaksana dan melahirkan prestasi.”
“Jangan seperti saat ini, PP Pertina sudah tidak menggelar kejurnas dan tidak mengirimkan petinju untuk mengikuti babak kualifikasi Olimpiade yang berlangsung Thailand 2024. Padahal, petinju butuh banyak mengikuti pertandingan di dalam dan luar negeri untuk menambah jam terbang. Makanya, kejayaan tinju Indonesia yang sudah menelorkan petinju perempat finalis Olimpiade seperti Albert Papilaya dan La Paene Masara sulit diwujudkan,” tambahnya.
Sebelumnya, Menpora Dito Ariotedjo mengatakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan target efisiensi untuk Kemenpora sebesar Rp 1,4 triliun dari anggaran Kemenpora tahun 2025 Rp 2,3 triliun. Namun, jumlah itu kemudian diperbaharui pada hari Kamis (13/2/2025) saat Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI terkait efisiensi anggaran Kemenpora. Dari hasil rapat diputuskan Kemenpora menerima tambahan anggaran sekitar Rp 170 miliar.