Oleh: Dr. Dra. Devy Stany Walukow M.Hum. M.Si.
Dosen Universitas Pelita Harapan
[email protected]
[email protected]
PENGGUNAAN kecerdasan buatan atau Artficial Intelligence (AI) yang memudahkan mahasiswa mengerjakan tugas telah menjadi kebutuhan dalam dunia pendidikan dewasa ini. Kecanggihan AI yang mampu memberikan jawaban terhadap semua persoalan telah “menghipnotis” mahasiswa untuk menggunakannya, karena bersifat sangat cepat dan mudah digunakan. Apalagi kurangnya kesadaran mahasiswa dalam menggunakan AI dimana mengerjakan tugas tanpa proses berpikir yang serius, menjadi masalah yang cukup serius perlu ditangani dewasa ini.
Keberadaan AI mulai membawa kebiasaan berpikir mahasiswa yang sebelumnya bersifat dinamis menjadi statis yakni, mahasiswa menjadi apatis, tidak memberikan jawaban, tidak respon, dan masa bodoh. Dengan demikian dalam proses belajar tidak menutup kemungkinan terjadinya pendangkalan berpikir.
Pola ini berakibat pada ketidak-mampuan mahasiswa dalam menghadapi sebuah permasalahan, dan pada akhirnya mencari jalan keluar yang tanpa arah, bahkan mengambil dengan mudah langkah yang ekstrim seperti “suicide”.