Selain itu, getaran banjir yang berkurang seiring berkurangnya intensitas hujan tetap perlu diantisipasi, mengingat material hasil erupsi yang terendapkan dapat menjadi lahar saat terjadi hujan lebat.
Lonjakan aktivitas kegempaan yang terjadi semakin memperkuat indikasi bahwa Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam fase kritis. Terjadi peningkatan mendadak gempa vulkanik pada Selasa (11/2) pukul 22.00 WITA, berlanjut hingga Kamis (13/2) pukul 00.00 WITA dan masih berlangsung hingga laporan ini dibuat.
“Dengan adanya tren peningkatan aktivitas vulkanik ini, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan dari otoritas terkait,” pesan Abdul Muhari.
Dengan kondisi tersebut, langkah antisipasi menjadi sangat penting guna mengurangi risiko bagi masyarakat yang berada di sekitar gunung.
Dalam menghadapi situasi ini, kata Abdul Muhari, masyarakat dan pihak terkait diimbau untuk menghindari aktivitas dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi serta sektoral barat daya-timur laut sejauh tujuh kilometer.