“Mungkin awalnya murid-murid di sini bingung. Biasanya yang masuk itu guru normal, tapi kok malah saya. Saya memberikan pemahaman kepada siswa tentang kondisi saya, namun seiring berjalannya waktu, semuanya mencair,” bebernya.
Kerja ikhlas dibarengi doa selalu ia terapkan ketika ia mengajar murid-muridnya. Meski ada kendala pada tangannya, Keterbatasan fisik yang dialaminya ini, bukan menjadi hambatan baginya.
Sari menggunakan Angkutan Kota (Angkot) untuk berangkat dan pulang bekerja dari rumahnya di Dusun 11 Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang menuju tempat ia mengajar, jarak tempuhnya kurang lebih 30 kilometer.
Diakui ibu dua anak, Syaqila Rizki Ramadani dan Gibran Raziq, ini bahwa keterbatasan fisik membatasi geraknya, tetapi tak membatasi mimpi, kehidupan, dan cita-citanya. “Apalagi saya biasa terdidik tanpa begantung pada orang lain, intinya ada niat pasti kita bisa,” ungkap Sari.
Ia juga mengaku dukungan dan motivasi dari para rekan guru dan siswanya turut serta menjadi suplemen dirinya dalam menjalankan tugas negara.