Kedua, Kiai Masyhuril juga menyerukan kepada para pemuda yang merantau di kota-kota besar supaya berbagi rezeki kepada orang tua tidak hanya menjelang Lebaran saja. Pada saat menyambut Ramadhan pun lebih penting agar motivasi ibadahnya semakin baik.
“Nanti didoakan oleh Ibu, dan doa itu cepat diijabah karena dipanjatkan pada bulan Ramadhan,” kara Kiai Masyhuril.
Ketiga, dia pun juga menyerukan agar aktivitas mudik kelak tidak mengganggu aktivitas ibadah. Waktu mudik perlu diatur dengan baik mengingat mudik dilakukan pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Menurut Kiai Masyhuril, sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah malam-malam yang terbaik. Terkadang, ibadah wajib maupun sunah pun bisa tertinggal karena aktivitas mudik.
“Padahal itu adalah waktu-waktu yang diijabah. Jadi atur waktunya mudik pada pagi atau siang hari saja agar tidak mengganggu pada aktivitas ibadah,” jelasnya.
Keempat, Kiai Masyhuril pun menyerukan agar keberadaan umat Islam mampu menjadi duta akhlak bangsa ketika mudik ke kampung halaman. Dia meminta agar kehidupan dan kemewahan di kota-kota tidak diperagakan di kehidupan desa.