Kemudian untuk tinggi gelombang air laut antara 2,5-4.0 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia bagian barat Bengkulu dan Lampung, Samudera Hindia bagian barat Banten hingga Jawa Barat, Samudera Pasifik utara Maluku hingga Papua, Laut Banda dan Laut Arafuru.
Kondisi cuaca dan potensi gelombang tinggi air laut tersebut diharapkan menjadi perhatian bagi seluruh masyarakat dan pemerintah daerah terkait untuk dapat senantiasa meningkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan dan upaya mitigasi.
Monitoring dan normalisasi daerah aliran air, selokan, tanggul, drainase hingga daerah aliran sungai dapat dilakukan secara berkala untuk meminimalisir dampak potensi risiko bencana banjir dan banjir bandang.
“Pemantauan lereng tebing, jurang dan jalur transportasi juga diharapkan dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan yang berpotensi terjadi pergerakan tanah maupun longsoran,” ujarnya.
Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari dua jam, pemerintah daerah dapat mengupayakan evakuasi sementara warga yang tinggal di lereng tebing maupun bantaran sungai.