Deddy, 47 tahun, dilantik bersama lima staf khusus lainnya pada 11 Februari di kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin membela keputusan ini dengan alasan penguatan komunikasi publik.
“Diharapkan lahir inovasi serta kebijakan yang semakin memperkokoh pertahanan nasional demi masa depan Indonesia yang lebih kuat dan berdaulat,” terang Sjafrie dalam unggahannya di akun Istagram, @sjafrie.sjamsoeddin.
Juru bicara Kemhan, Brigjen Frega Wenas, menyebut Deddy dipilih karena keahliannya dalam komunikasi serta jangkauan luas di media sosial.
“Beliau memiliki kepakaran di bidang komunikasi, apalagi media sosial, dengan engagement yang cukup luas sehingga diharapkan bisa membantu sosialiasi kebijakan pertahanan sampai di level paling bawah,” ujar Frega.
Namun, kritik datang dari akademisi dan pengamat politik. Muradi, Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan dari Universitas Padjadjaran, mempertanyakan logika di balik penunjukan Deddy dalam peran strategis kementerian.