Raffi juga menuai kritik setelah mobil iring-iringan pengawalnya dituding mengintimidasi pengendara lain di jalanan Jakarta. Ia membantah terlibat dan mengklaim tidak berada di dalam kendaraan saat kejadian.
Selain itu, Rudi Susanto, komentator politik pro-pemerintah di era Presiden Joko Widodo, ditunjuk sebagai Staf Khusus Kementerian Komunikasi dan Digital pada Januari lalu.
Derajad Widhyharto, sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, menilai masuknya influencer ke pemerintahan sebagai strategi sistematis untuk membentuk opini publik.
“Itu adalah langkah instan menguasai khalayak. Dalam kasus Deddy, dia adalah influencer dan podcaster besar, jadi sangat relevan,” kata Derajad.
Namun, dia mengkhawatirkan jika praktik ini berlanjut pada masa mendatang. Musababnya, informasi yang diberikan influencer, konten kreator, buzzer tersebut bersifat searah sehingga berpotensi memunculkan fenomena post-truth.
“Dalam level makro bisa seperti itu (post truth), sementara dalam level mikro mengaburkan peran pemerintah, industri, atau masyarakat,” kata Derajad lagi.