“Kita harus mengedepankan ukhuwah Islamiyah dan tidak menjadikan perbedaan metode sebagai alasan perpecahan. Sidang isbat justru menjadi momentum untuk memperkuat kebersamaan dalam keberagaman pandangan,” lanjutnya.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat mengatakan, Catch the Moon diikuti 100 peserta secara luring dan lebih dari 1.000 peserta daring dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, mahasiswa, remaja Muslim, dan perwakilan ormas Islam.
Arsad juga mengungkapkan tiga tujuan Catch the Moon, yaitu meningkatkan pemahaman peserta terhadap metode hisab dan rukyat, memperkenalkan tantangan serta dinamika penentuan awal bulan, serta mendorong penyebarluasan pengetahuan tersebut di lingkungan masing-masing.
Ia berharap, kegiatan ini bisa menghasilkan generasi muda yang memahami dasar-dasar ilmu falak dan astronomi, sehingga diskusi tentang penentuan awal bulan tidak lagi hanya berkutat pada perbedaan, tetapi juga pada aspek keilmuan yang lebih luas.
“Jangan sampai kita hanya menjadi penonton dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Umat Islam harus memahami dan menguasai ilmu falak, karena ini bukan hanya soal ibadah, tetapi juga bagian dari tradisi keilmuan Islam yang harus dijaga,” tandasnya. ***