Sementara itu, Indonesia sedang menghadapi gelombang pemutusan hubungan kerja sepanjang tahun 2024, dengan 80 ribu pekerja kehilangan pekerjaan mereka, menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan sekitar 60 ribu pemutusan hubungan kerja.
Meskipun Indonesia telah lama mendorong migrasi tenaga kerja—jutaan warganya bekerja di luar negeri di sektor konstruksi, pekerjaan rumah tangga, dan perawatan, terutama di Malaysia dan Timur Tengah—para ahli mencatat bahwa gelombang minat emigrasi kali ini berbeda.
“Ada perubahan tren, enggak lagi yang berketerampilan rendah tapi kelas menengah,” kata Dominique Nicky Fahrizal, seorang analis politik di Centre for Strategic and International Studies.
Platform pemantauan media sosial Drone Emprit pertama kali mendeteksi #KaburAjaDulu di X (sebelumnya Twitter) pada 8 Januari 2025, meskipun baru viral enam hari kemudian.
Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit, mencatat bahwa hashtag ini digunakan sebagai reaksi terhadap kondisi ekonomi di Indonesia, dengan pengguna berharap mendapatkan prospek pekerjaan, upah, dan pengalaman hidup yang lebih baik di luar negeri.