Namun, tidak ada hubungan yang signifikan tercatat antara konsumsi alpukat dan risiko stroke, serta sejauh mana alpukat dikonsumsi.
Hasil studi itu memberikan panduan berharga bagi para profesional kesehatan dalam memberikan saran kepada pasien. Penggantian makanan kaya lemak jenuh atau lemak jenuh seperti keju dan daging olahan dengan alpukat dapat menjadi langkah bermanfaat dalam mendukung kesehatan.
Sesuatu dapat direkomendasikan oleh dokter dan praktisi kesehatan lain, termasuk ahli diet terdaftar, terutama karena alpukat adalah sumber makanan baik. Studi ini juga mendukung panduan American Heart Association yang menganjurkan pola makan Mediterania. Menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, serta lemak nabati seperti minyak zaitun, kanola, dan wijen sebagai bagian dari diet sehat.
Pola makan memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesehatan jantung serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskular (CVD). Senyawa-senyawa makanan bioaktif bermanfaat, seperti asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) dan asam lemak tak jenuh ganda, serat larut, protein dari sumber nabati, fitosterol, dan polifenol, semuanya terkandung dalam alpukat.