“Dalam satu jam, perahu ini mampu membersihkan hingga 400 kilogram sampah atau eceng gondok. Ini sangat membantu mengembalikan kelestarian perairan dan meningkatkan manfaat ekonominya bagi masyarakat,” imbuh Kadispenad.
Ke depan, TNI AD akan menerapkan pola yang sama di Bali, meskipun dibutuhkan jumlah ponton yang cukup banyak untuk menangani persoalan sampah di wilayah perairan Pulau Dewata. “Kami berharap Bali akan kembali bersih dan cantik, serta inovasi ini bisa menjadi solusi bagi daerah lain yang menghadapi masalah serupa,” tuturnya.
Saat ini, TNI AD telah memiliki 19 unit perahu ponton dan akan mendapat tambahan 100 unit lagi dari Co-Founder Bali Ocean Days, Paskal Philippe. “Berapapun jumlahnya, yang terpenting adalah semangat dan keseriusan kita dalam menjaga kebersihan perairan. Dengan langkah nyata ini, kawasan perairan Indonesia bisa kembali bersih dan indah,” imbuhnya lagi.
Ditambahkan pula oleh Brigjen Wahyu bahwa sistem kerja perahu ponton ini diawali dengan menyapu sampah atau eceng gondok di perairan menggunakan conveyor, kemudian dibawa ke darat untuk dimasukkan ke dalam truk. “Harga per unit perahu ponton ini di kisaran 300 hingga 400 juta rupiah,” ungkapnya.