IPOL.ID – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso atau Busan, turun langsung memantau harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Klender SS, Jakarta Timur, Rabu (5/2/2025). Keduanya juga mengecek stok elpiji 3 kg.
Zulhas, sapan Zulkifli Hasan menyampaikan, pemerintah akan terus memperhatikan stok dan harga bapok menjelang puasa dan Lebaran karena menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sementara itu, Busan menegaskan, Kemendag akan terus memantau stok dan harga bapok hingga Lebaran nanti.
“Kita harus buat stabil jelang Ramadan hingga Lebaran. Kemendag akan terus melakukan monitoring. Kami sebelumnya telah berkoordinasi juga, bertemu produsen, Bulog, ID Food, dan distributor. Jadi, kami berkoordinasi agar pasokan cukup. Dengan demikian, harga dan pasokan bapok terjamin,” jelas Busan.
DIa juga memastikan kembali stok telur aman sesuai harga acuan sebesar Rp30.000/kg. Ia menyampaikan, Kemendag telah berkoordinasi dengan produsen telur asal Blitar agar dapat menyuplai kebutuhan nasional.
“Kami akan jaga terus stok telur kamarin kami ke produsen telur di Blitar. Produsen telur Blitar menyumbang 30 persen produksi nasional dan mereka menyanggupi untuk menyuplai hingga menjelang Lebaran,” tuturnya.
Harga bapok di Pasar Klender SS terpantau stabil dibandingkan minggu lalu (29/1/2025). Sejumlah harga komoditas yang terpantau stabil di bawah Harga Acuan (HA) dan di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu gula pasir Rp17.500/kg, telur ayam ras Rp28.000/kg, bawang merah Rp40.000/kg, bawang putih honan Rp43.000/kg, tepung terigu kemasan premium Rp12.000/kg, daging sapi Rp140.000/kg, serta daging ayam ras Rp38.000/kg.
Selain itu, terpantau harga cabai merah keriting Rp80.000/kg, cabai rawit merah Rp80.000/kg, beras medium Rp13.000/kg, beras premium Rp15.000–Rp17.000/kg, minyak goreng kemasan premium Rp21.000–Rp22.500/liter, serta MINYAKITA Rp15.700/liter.
Usai melakukan pemantauan stok dan harga bapok, keduanya lalu memantau ketersediaan stok elpiji 3 kg di salah satu sub pangkalan yang masih berlokasi di sekitar Pasar Klender SS.
Sebelumnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa pembelian elpiji kemasan 3 kg hanya dapat dilakukan di pangkalan resmi elpiji yang telah bekerja sama dengan Pertamina.
Setelah dilakukan evaluasi dan sesuai arahan presiden, pemerintah mengembalikan penugasan penjualan kepada para pengecer sebagai sub pangkalan elpiji 3 kg.
Pada pantauan tersebut, Zulhas menyampaikan, distribusi elpiji kemasan 3 kg sudah berjalan lancar dan kembali normal. Pengembalian penugasan kepada sub pangkalan memudahkan pemerintah dalam memantau stok dan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan elpiji 3 kg.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 71 Tahun 2015 sebagaimana diubah terakhir oleh Perpres Nomor 59 Tahun 2020 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting mengatur bahwa elpiji 3 kg termasuk dalam jenis barang penting (bapokting). Adapun pengawasan dilakukan khususnya terhadap harga, stok, distribusi, dan pelaporan.
“Sesuai amanah Perpres, pemerintah pusat termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kemendag, dan kementerian/lembaga terkait lainnya bersama pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk melakukan pengawasan elpiji 3 kg, termasuk ketersediaan stok dan harga jual elpiji 3 kg bagi masyarakat,” ucapnya.
Turut hadir Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Alfian Nasution. Turut mendampingi Mendag Busan, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan dan Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Moga Simatupang. (Vinolla)