Sementara, Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss menjelaskan, modus penipuan digital terus berkembang. Tak hanya manipulasi psikologis menjadi modus social engineering atau phishing.
Kini muncul modus baru seperti SMS penipuan dengan metode fake Base Transceiver Station (BTS) memungkinkan para pelaku mengirim SMS penipuan secara massal ke ponsel di sekitarnya tanpa terdeteksi sistem operator.
“Kami mengimbau masyarakat agar waspada terhadap modus-modus ini agar tidak membagikan data pribadi kepada orang tak dikenal. Selalu memverifikasi keaslian informasi langsung melalui saluran resmi,” ujar Jonathan.
Dia pun menambahkan, berdasarkan data internal AdaKami, pihaknya menemukan sejumlah akun palsu di berbagai platform media sosial mencatut nama AdaKami. Akun palsu ini diduga digunakan untuk melancarkan aksi penipuan. Beberapa kasus bahkan melibatkan klaim palsu bahwa AdaKami telah mengirim dana ganda.
“Situasi ini menunjukkan bahwa pelaku kejahatan digital terus mencoba mencari celah untuk memanfaatkan situasi. Untuk itu, selain mengaplikasikan teknologi terkini, AdaKami juga rutin terus melakukan edukasi agar masyarakat semakin waspada terhadap berbagai modus penipuan online,” tukas Jonathan.