Sejak pemilu tahun lalu, sejumlah pakar sudah memperingatkan tentang potensi lonjakan deepfake yang semakin canggih. Audio, gambar, dan video yang tampak berasal dari tokoh terkenal ternyata hasil manipulasi penipu dengan menggunakan kecerdasan buatan.
Dan para korban mengatakan bahwa tipuan tersebut sangat canggih dan tampak nyata sehingga membuat orang lain rentan untuk ditipu juga.
“Orang-orang harus lebih berhati-hati. Jangan gampang tergiur iming-iming hadiah,” kata Aryani (56 tahun), yang sempat tertipu dan menyerahkan Rp200 ribu setelah melihat video deepfake seorang pengusaha terkemuka di Tanah Air.
“Saya butuh uang, tetapi sebaliknya saya diminta untuk mengirim uang. Mereka bahkan melakukan panggilan video dengan saya, seolah-olah saya berbicara langsung dengan mereka,” ujarnya.
Selama kampanye pilpres, deepfake menjadi senjata utama dalam menyebarkan misinformasi. Teknologi ini digunakan baik untuk merugikan maupun menguntungkan para kandidat.
Namun, kini teknologi tersebut dimanfaatkan oleh para penjahat untuk meraup keuntungan dengan menipu.