“Program ini tetap menjadi prioritas. Pemberian makanan tambahan tetap dilaksanakan untuk menjaga anak-anak yang berpotensi mengalami masalah gizi,” jelasnya.
Edi menilai angka penurunan stunting memang tidak terlalu signifikan karena jumlah kasusnya relatif kecil. Tantangan yang lebih besar justru terletak pada anak-anak dengan berat badan stagnan atau kekurangan gizi.
“Jadi, bukan berarti penurunannya kecil sekali karena memang jumlah anak stunting tidak banyak. Yang lebih banyak itu anak-anak dengan berat badan tidak naik, berat badan tidak bertambah, dan gizi kurang,” tambahnya.
Melalui pendekatan holistik ini, Pemkab Kukar berharap dapat memberikan solusi yang lebih komprehensif untuk menjamin tumbuh kembang anak-anak di wilayahnya secara optimal.
“Generasi mendatang dapat tumbuh sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” pungkasnya. (adv)