Dalam kesempatan ini, turut dipamerkan artefak bersejarah berupa rekaman piringan hitam Indonesia Raya versi pertama tahun 1928 yang diterbitkan oleh Yogi Orkes Populer. Meski sudah berusia hampir 100 tahun dan dalam kondisi analog yang tidak sempurna, rekaman tersebut masih bisa didengarkan, baik dalam versi instrumentalia keroncong maupun yang dinyanyikan langsung oleh WR Supratman.
“Kami sangat senang karena keluarga besar WR Supratman juga hadir dalam kesempatan ini. Kami akan berusaha menyebarluaskan rekaman ini, termasuk ke sekolah-sekolah dalam bentuk digital. Iringannya sendiri tidak terbatas hanya 1.000 kopi, tetapi bisa kita distribusikan lebih luas, termasuk ke perpustakaan,” jelas Fadli Zon.
Dengan upaya ini, pemerintah berharap masyarakat, terutama generasi muda, dapat lebih mengenal sejarah dan perjalanan lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang menjadi simbol perjuangan dan kebanggaan bangsa Indonesia. (Yudha Krastawan)