Dikutip dari kemenkes.go.id, pada Senin (10/03/2025), dokter Dito Anurogo memaparkan bahwa gelembung nano adalah partikel berukuran 50-200 nanometer yang diisi gas (oksigen, nitrogen) dan dibungkus cangkang biologis (lipid, polimer). Ukurannya yang mikroskopis memungkinkannya menyusup ke pembuluh darah terkecil, bahkan meresap ke jaringan target. Yang membuatnya cerdas adalah kemampuannya “melepaskan muatan” obat secara terkendali ketika dipicu sinyal eksternal—seperti ultrasound atau cahaya. Bayangkan: sekali suntik nanobubbles berisi insulin, lalu pasien mengaktifkan pelepasan obat hanya dengan menempelkan alat ultrasound di kulit. Gula darah turun dalam hitungan menit, tanpa risiko overdosis.
Studi pada tikus diabetes membuktikan, satu suntikan nanobubbles bisa mengontrol gula darah selama 3 hari dengan ultrasound sebagai “saklar”. Bandingkan dengan insulin konvensional yang harus disuntik 3-4 kali sehari! Teknologi ini tak hanya memangkas beban suntikan, tapi juga meniru cara alami pankreas melepaskan insulin—secara pulsatif, sesuai kebutuhan tubuh.