Direktur Jaringan, Operasi, dan Penjualan Pegadaian, Eka Pebriansyah, menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar bantuan, melainkan langkah strategis untuk membangun keberlanjutan energi dan air bersih bagi komunitas pesantren.
“Kami percaya bahwa pendidikan berkualitas harus ditunjang dengan infrastruktur dasar yang memadai. Dengan tersedianya listrik berbasis energi terbarukan dan sistem penyediaan air bersih yang berkelanjutan, kami berharap para santri dapat belajar dengan lebih nyaman dan produktif. Sinergi ini membuktikan bahwa BUMN dapat bekerja bersama untuk menciptakan dampak nyata bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Eka.
Dalam proyek ini, sistem PLTS yang diterapkan memiliki kapasitas yang memungkinkan pasokan listrik yang stabil untuk mendukung operasional pesantren dan sistem RO secara mandiri. Di sisi lain, sistem Reverse Osmosis (RO) air laut yang diterapkan mampu menyaring air laut menjadi air bersih dengan kapasitas 1.000 liter per jam serta menyediakan 300 galon air minum per hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas air yang dihasilkan memiliki Total Dissolved Solids (TDS) di bawah 50 ppm, sesuai standar kelayakan konsumsi.