Ramdan mengungkapkan bahwa kontraksi ULN swasta ini terutama disebabkan oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mengalami penurunan sebesar 2,3 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi sebesar 1,0 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar terkonsentrasi pada Sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian, dengan total pangsa mencapai 79,4 persen dari keseluruhan ULN swasta.
“ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,6 persen terhadap total ULN swasta,” sebutnya.
Meskipun terjadi peningkatan secara nominal, Ramdan memastikan bahwa struktur ULN Indonesia secara keseluruhan tetap sehat.
Hal itu tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mengalami penurunan menjadi 30,3 persen pada Januari 2025, dari sebelumnya 30,5 persen pada Desember 2024.
Selain itu, ULN jangka panjang masih mendominasi dengan pangsa mencapai 84,7 persen dari total ULN.