Syarif menjelaskan, observasi Lidar masih dalam satu rangkaian pengukuran dengan equatorial atmosphere radar (EAR), yang dimaksudkan untuk mempelajari mekanisme pencampuran udara antara troposfer dan stratosfer.
“Jika EAR mengukur turbulensi udara, Lidar dimaksudkan untuk mengukur tinggi awan,” jelas Syarif.
Adapun prinsip kerja dari Lidar yakni memancarkan sinar laser ke awan dan mengukur intensitas sinar yang dipantulkan oleh awan, beserta waktu tempuh sinar terpantul tersebut. Dari intensitas dan waktu tempuh, dapat dihitung ketebalan dan tinggi awan.
“Sistem Lidar di Kototabang didesain untuk dapat mengukur awan hingga ketinggian 20 kilometer,” sebut Syarif.
Dia kemudian menguraikan prinsip kerja Mie-LIDAR, yaitu sinar laser dipantulkan menggunakan lensa dan cermin, lalu dibelokkan menuju atmosfer dan berinteraksi dengan partikel komponen penyusun yang terdapat pada lapisan troposfer.
Peristiwa akibat interaksi ini mengakibatkan sinar laser mengalami pemantulan balik. Sinar yang dipantulkan kembali menuju Bumi dikumpulkan menggunakan teleskop. Photon detector terpasang pada seperangkat teleskop dikarenakan perangkat tersebut sangat rentan.