Data yang diterima masih berupa data mentah analog yang kemudian dikonversikan menggunakan analog digital converter menuju photon counter oscilloscope yang menghasilkan sebuah data digital. Data digital inilah yang dapat ditampilkan pada PC Mie-LIDAR menggunakan laser dengan panjang gelombang 532 nm dan teleskop dengan aperture 20 cm.
Syarif menerangkan, pengguna data Lidar meliputi berbagai lembaga dan organisasi, baik nasional maupun internasional yang bergerak dalam penelitian atmosfer dan ionosfer, pengembangan model cuaca dan iklim, pemanfaatan lapisan ionosfer, dan lainnya. Selain itu, universitas serta badan pemerintahan yang fokus pada pemantauan cuaca.
“Kolaborasi dalam negeri maupun internasional telah menjadi jalan untuk pengembangan pemahaman global tentang dinamika atmosfer tropis dan perannya dalam sistem iklim dunia,” tegas Syarif.
Optimalkan Perbaikan Fasilitas Riset ‘Lidar’
Profesor Shibata dari Tokyo Metropolitan University Jepang, mengatakan bahwa pemasangan Lidar di daerah khatulistiwa mempunyai tantangan tersendiri. Pertama, daerah khatulistiwa memiliki kondisi cuaca yang unik, seperti hujan lebat dan awan tebal yang dapat memengaruhi kinerja Lidar. Kedua, interferensi sinyal Lidar dapat terganggu oleh interferensi dari sumber lain seperti radiasi sinar matahari.