IPOL.ID – Di sebuah rumah sederhana di pinggiran Kota Sibolga, aroma bumbu dapur dan minyak goreng sudah menguar sejak fajar. Di sanalah pasangan lansia, Askar Simbolon (75) dan Asniar Pasaribu (69), menjalani hari-hari mereka selama puluhan tahun—berjualan sembako dari rumah, satu-satunya sumber penghidupan yang mereka andalkan untuk bertahan hidup sekaligus mengejar mimpi yang lama mereka semayamkan, berhaji ke Tanah Suci.
Tahun ini, mimpi itu akhirnya menjadi nyata. Setelah belasan tahun menabung rupiah demi rupiah dari hasil jualan sembako rumahan, pasangan lansia ini akhirnya berangkat haji.
Air mata haru tak bisa mereka bendung saat mengenang perjuangan di balik keberangkatan ini.
Setiap pagi, sebelum ayam berkokok, Askar sudah mulai menata dagangan, beras, gula, telur, minyak goreng, sabun, hingga kopi sachet.
Warung sembako kecil itu menempel di bagian depan rumah mereka. Tak pernah ramai, tapi cukup untuk mengalirkan rezeki harian.
“Kadang sehari cuma laku lima bungkus mie instan, tapi kami tetap bersyukur, yang penting bisa nyisihin meski sedikit,” ucap Asniar sambil mengusap matanya.