“’Buku, pesta, cinta’ adalah perkenalan kita semua, angkatan saya waktu itu untuk belajar hidup lebih seimbang,” ujar Bima yang didapuk sebagai keynote speaker dalam acara wisuda tersebut.
Bima juga mengingatkan para wisudawan mengenai jebakan rutinitas yang kerap dialami di dunia kerja, saat waktu dan energi terkuras oleh tanggung jawab harian. Dalam kondisi itu, menurutnya, keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan kehidupan sosial menjadi bekal penting untuk menjalani hidup yang bermakna.
“Saatnya nanti, adik-adik sekalian pasti akan terjebak dengan rutinitas pekerjaan. Pergi pagi, pulang malam, beruntung kalau pagi-pagi bisa ketemu istri, anak, atau suami. Kadang kita berangkat, mereka masih tidur. Dan beruntung kalau kita pulang, mereka masih kerja. Rutinitas itu menjebak,” ungkap Bima.
Selain itu, Bima turut menyinggung pentingnya keberagaman dan toleransi yang ia pelajari selama berkuliah di Unpar. Di kampus tersebut, ia berinteraksi dengan civitas academica dari berbagai latar belakang dan memahami bahwa kehidupan tidak selalu berjalan secara linier. Salah satu pelajaran yang membekas ialah bagaimana menghormati dan berdamai dengan perbedaan.