Modusnya sangat variatif, ada yang memasang alat canggih seperti kamera di behel gigi, kaca mata dan di bagian tubuh tertentu peserta ujian untuk merekam soal di layar komputer, mengganti foto peserta ujian dengan foto joki, memasang aplikasi remot kontrol di komputer ujian agar kemudian soal dikerjakan oleh joki di luar ruangan, dan sebagainya. Inilah potret pendidikan nasional kita dewasa ini.
Selama 80 tahun berlalu setelah Proklamasi kemerdekaan dibacakan Ir. Sukarno, sistem pendidikan Indonesia ternyata tidak benar-benar memerdekakan bangsa ini seutuhnya dari kegelapan. Berkaca dari fakta yang ada, ketidakjujuran, premanisme, mentalitas instan, menggampangkan segala cara untuk mencapai tujuan, membiarkan nafsu atau syahwat binatang menguasai diri, merupakan sederet persoalan serius yang kerap membelenggu pendidik, peserta didik, penyelenggara pendidikan di Indonesia sehingga akibat ulah mereka pendidikan Indonesia menjadi tampak suram. Dengan kata lain, setelah delapan dekade Indonesia merdeka, pendidikan Indonesia nyatanya belum benar-benar berhasil mencetak insan-insan Indonesia yang berkarakter, bermental jujur, menjadi petarung hebat dengan mentalitas kuat, berakhlak mulia serta komitmen mengamalkan nilai-nilai luhur ajaran agama.