Bahwa jangan pernah mengharapkan peserta didik lurus dan berada dalam koridor jalan yang benar jika yang menjalankan peran sebagai pendidik tidak benar-benar memberikan teladan terbaik yang patut ditiru oleh anak didiknya. Sederhananya, jangan pernah seorang pendidik berharap anak didiknya disiplin jika dirinya sendiri tidak disiplin. Jangan pernah kaget melihat anak-anak murid di kemudian hari menjadi koruptor, penjahat seksual jika saat mereka digembleng di bangku sekolah dan perguruan tinggi para pendidiknya cenderung korup, permisif dengan perilaku asusila dan tidak mengajarkan bagaimana seharusnya menjadi manusia yang mulia. Maka ujungnya berpulang pada seberapa kuat keteladanan para pendidik.
Pendidikan apa pun jenjang dan tingkatannya adalah tentang memanusiakan manusia, tentang juga memerdekakan manusia dari kegelapan, tentang juga mengantarkan peserta didik melewati proses panjang guna menjadi manusia yang berketuhanan, berkarakter, berpengetahuan, berketerampilan, berdayaguna, dan memiliki dampak yang luas. Sebagai bangsa yang konsisten menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara, saya meyakini solusi dari peliknya persoalan pendidikan Indonesia adalah kembali ke sila pertama Pancasila. Sila ini secara eksplisit mengajarkan arti penting nilai Ketuhanan. Di dalamnya terkandung makna bahwa pendidikan harus mengantarkan anak didik mengenal siapa Tuhannya, apa perintah dan larangannya, bagaimana menjadi manusia yang disayang Tuhan, dan sebagainya.