IPOL.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Tomsk Polytechnic University dan Rosatom Russia akan menyelenggarakan kompetisi tingkat mahasiswa bertajuk Global Hackatom Indonesia (GHI) 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong ide kreatif generasi muda dalam pemanfaatan teknologi nuklir dan radiasi untuk kesehatan dan kehidupan.
Kompetisi ini terbuka bagi WNI yang sedang menempuh pendidikan D4, S1, atau S2 dari seluruh perguruan tinggi di dalam negeri. Pendaftaran dapat dilakukan melalui laman https://s.brin.go.id/l/regist_hackato hingga 7 Juli 2025.
Direktur Manajemen Talenta BRIN, Ajeng Arum Sari, menjelaskan bahwa GHI 2025 merupakan bagian dari upaya BRIN dalam membina dan mencetak talenta riset unggul sejak dini. Hal ini disampaikannya dalam webinar Sosialisasi GHI, melansir Minggu (18/5/2025).
“Kami berharap mahasiswa peserta dapat mengembangkan ide-ide inovatif mengenai penerapan teknologi nuklir, baik tenaga nuklir maupun non-tenaga nuklir, serta radiasi untuk kepentingan nasional,” ujar Ajeng.
Ajeng menambahkan, BRIN menargetkan pencapaian gelar doktor di usia muda, yakni 28 tahun. Oleh karena itu, kompetisi ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi mahasiswa untuk memanfaatkan berbagai skema pendanaan lanjutan seperti Degree by Research (DbR) untuk jenjang S2 dan S3, baik di dalam maupun luar negeri, bekerja sama dengan mitra seperti LPDP.
Selain DbR, BRIN juga memiliki program riset asisten, visiting research dan post-doctoral yang dapat diikuti para peserta, serta diharapkan berkesempatan menjadi ASN BRIN ke depannya. Ajeng menegaskan bahwa seluruh rangkaian ini dirancang untuk membangun ekosistem riset dan inovasi nasional.
Sementara itu, Pranata Humas Ahli Muda BRIN, Citra Ariswati, memaparkan bahwa GHI menjadi bagian dari strategi pembinaan berjenjang talenta riset, dimulai dari pembibitan di tingkat SMP dan SMA (pre nurturing) melalui ajang seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN). Selanjutnya pembinaan talent bakat muda (nurturing) ini yakni kalangan mahasiswa baik S1,S2 maupun S3 jika di Kemendikti ada Pimnas, dan di BRIN memiliki MBKM.
“Tahapan selanjutnya adalah talent engagement seperti program post-doctoral dan visiting research, hingga akhirnya melahirkan talenta unggul yang memiliki portofolio riset kuat,” jelas Citra.
Lebih lanjut ia menerangkan Kompetisi GHI 2025 akan digelar pada 17–18 Juli 2025 di Politeknik Nuklir Yogyakarta. Hari pertama akan diisi dengan sesi kuliah umum dari para pakar dan praktisi nuklir, sementara hari kedua merupakan sesi presentasi dari para peserta.
Setiap tim terdiri dari 3–5 mahasiswa dari berbagai jurusan. Peserta diwajibkan mengajukan Idea Concept Paper (ICP) maksimal 3 halaman, yang mencakup judul, abstrak, pendahuluan, tujuan, isi, dampak, kesimpulan, dan daftar pustaka. Presentasi dilakukan dalam waktu 10 menit, menggunakan bahasa Indonesia atau Inggris.
‘’Pemenang kompetisi ini akan mendapat hadiah, termasuk kesempatan untuk diundang ke Rusia sebagai bagian dari program kolaborasi internasional dengan Rosatom dan Tomsk Polytechnic University,’’ sebut Citra.
Selain GHI, ia menambahkan, BRIN juga menjalankan berbagai program pengembangan talenta seperti IRIFair dan TalentFest. ‘’Program-program ini dirancang untuk menarik dan mengembangkan potensi riset generasi muda melalui kompetisi, lokakarya, promosi beasiswa, hingga kolaborasi strategis seperti program KIBO (robotik antariksa),’’ pungkasnya (ahmad)