“Rumah gadang tidak dibangun di tepi pantai, karena sudah tahu ada kemungkinan tsunami,” ujar Suharyanto.
Selain rumah gadang, terdapat pula rumah adat Nias yang juga memiliki fungsi sebagai rumah tahan gempa karena struktur bangunan dibuat ada penyangga di antara tiang.
“Gempa Nias 2005 ada kearifan lokal, rumah-rumah di Nias ada penyangga struktur, rumah ini tak rusak. Rumah adat Nias dengan penyangga ini sebagai bangunan tahan gempa,” jelasnya.
Kepala BNPB juga menceritakan rumah adat di wilayah lain memiliki kearifan lokal sebagai bentuk kesiapan menghadapi bencana, yaitu rumah panggung.
“Pembelajaran lainya rumah panggung ada maksudnya, saat ada banjir mereka selamat. Di Kalimantan setiap tahun mereka banjir, tapi mereka tidak mengungsi karena rumah mereka sudah rumah panggung semua,” ungkapnya.
Suharyanto berharap para mahasiswa ataupun akademisi untuk kembali mencari budaya atau kearifan lokal di wilayahnya masing-masing. Bisa saja menambah kemampuan masyarakat dan meminimalisir dampak bencana.