“ini penting untuk menggali kearifan lokal,” tukasnya.
Kepala BNPB pun membeberkan beberapa potensi bencana Megathrust yang telah dan mungkin akan terjadi di wilayah Sumatera Barat.
“Ada tiga zona Megathrust di Sumatera Barat, zona Megathrust Nias tahun 1861 dan 2005 sudah terjadi gempa, zona Megathrust Pagai Selatan pada tahun 1833 dan 2007, zona Megathrust Mentawai tahun 1797 sampai sekarang belum lepas,” terang Suharyanto.
Ditambahkannya, dampak dari Megathrust diperkirakan berdampak pada tiga lokasi.
“Apabila Megathrust terjadi di pesisir Kota Padang, dampaknya akan terjadi di Bandara Internasional Minangkabau, pemukiman dan sungai serta pelabuhan karena lebih rendah daripada laut,” imbau Suharyanto.
“Kawasan bandara, runwaynya hanya berjarak 400 meter dari bibir pantai, dengan potensi tergenang 3 meter,” tambahnya.
Langkah selanjutnya untuk mengurangi dampak akibat tsunami adalah dengan membuat sempadan pantai berisikan pohon-pohon sehingga bisa mereduksi tinggi gelombang juga arus tsunami sebelum menyentuh bandara.