Hendry menyayangkan kecurangan tersebut baru diketahui pada babak terakhir turnamen yang melibatkan 679 peserta dari 9 negara. “Seharusnya ketika yang bersangkutan berhasil mengalahkan pemain unggulan seperti Morado, di babak keempat, panitia pertandingan langsung mengevaluasi permainannya,” tegasnya.
Dengan adanya kecurangan ini, kata Hendry, PB Percasi akan melaporkan ke FIDE. ‘Pecatur yang menjadi korban kecurangan, poinnya akan dikembalikan,” tandasnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum PB Percasi Bidang Organisasi, Laksamana TNI Abdul Rivai Ras melihat turnamen kali lebih kompetitip.
“Turnamen kali ini lebih kompetitif. Selain diikuti 367 pecatur dari 28 provinsi dan 8 negara, pecatur yang tampil di turnamen ini semakin banyak yg berkualitas,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, JAPFA Head of Internal Audit, Ng Iwan, sangat mengapresiasi kolaborasi antara JAPFA dengan PB Percasi. “Terlepas adanya insiden di turnamen ini, Kami sangat mengapresiasi kolaborasi antara JAPFA dengan PB Percasi yang telah berlangsung selama 26 tahun. Semoga kolaborasi ini akan terus berlanjut,” tukasnya. (bam)