Moh. Zahirul Alim,
Pemerhati sosial politik pendidikan
IPOL.ID – Terjadinya perang dagang internasional yang dipicu oleh pengumuman tarif impor kepada 180 lebih negara di dunia oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2 April 2025—pada akhirnya hanya menyisakan rivalitas dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hal ini karena dari sekian banyak negara yang terdampak tarif, hanya China yang teguh menyatakan sikap tidak akan tunduk dengan ancaman tarif AS. China bahkan berani membalas serangan tarif impor yang ditetapkan AS dengan serangan tarif yang tak kalah tinggi.
Sebagai contoh, saat AS menaikkan tarif impor barang dari China sebesar 145 persen, negeri China membalas AS dengan tarif sebesar 125 persen untuk barang impor dari AS yang akan memasuki pasar China. Bahkan lebih dari itu, China dengan lantang bersuara bahwa negeri Tirai Bambu tersebut akan berjuang hingga titik akhir untuk menentang segala bentuk proteksionisme dagang AS yang dimotori oleh Donald Trump. Belakangan mulai terkuak fakta, ternyata diam-diam AS mencoba mendekati China untuk membuka pembicaraan terkait solusi perang tarif.