Pada tahun 2024, nilai ekspor Indonesia ke Belanda mencapai USD 4,71 miliar, meningkat signifikan sebesar 21,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year). Kenaikan ini didorong oleh kenaikan ekspor sejumlah komoditas, antara lain Lemak dan Minyak Hewani/Nabati (naik 22,39 persen yoy), Alas Kaki (naik 45,76 persen yoy), Mesin dan Perlengkapan Elektrik (naik 13,55 persen yoy), Besi dan Baja (naik 298,04 persen yoy), serta Kayu dan Barang dari Kayu (naik 8,55 persen yoy).
Sementara itu, komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Belanda sepanjang tahun 2024 meliputi Lemak dan Minyak Hewani/Nabati — khususnya Minyak Kelapa dan Minyak Sawit — yang menyumbang 14,26 persen dari total ekspor. Selain itu, Produk Kimia (13,23 persen), Alas Kaki (12,47 persen), Bahan Kimia Organik (7,10 persen), serta Ampas dan Sisa Industri Makanan (6,74 persen) juga menjadi kontributor penting dalam struktur ekspor Indonesia ke Belanda.
“Sejumlah komoditas Indonesia seperti (i) Produk Kimia, (ii) Lemak dan Minyak Nabati/Hewani, (iii) Alas Kaki, (iv) Residu Industri Makanan, serta (v) Mesin dan Perlengkapan Elektronik memiliki potensi besar untuk memasuki pasar Belanda. Eksportir Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan volume ekspor, mengisi celah pasar yang ada, serta mengambil bagian dalam rantai pasok global yang terhubung melalui Belanda,” kata Donda.

