Mendengar larangan untuk merekam kejadian, pria tersebut tidak terima. Nampak pria perekam tersebut ditarik oleh pria berbaju hijau.
“Kenapa tarik-tarik saya? Bahayanya ini dokter c, dia tarik-tarik saya. Saya bawa pasien darurat ini Pak,” kata pria perekam.
Terlebih pasien dalam situasi darurat yang seharusnya mendapat penanganan cepat dan tanpa syarat oleh oihak RS. Namun, informasi tersebut dibantah oleh pihak manajemen RS Unhas.
Menanggapi kejadian tersebut, Dalam pernyataan resminya, melalui Kepala Bidang Humas Unhas, Ishaq Rahman, manajemen rumah sakit menyebut bahwa pelayanan tetap diberikan sesuai dengan prosedur dan kapasitas ruangan yang tersedia saat itu. Mereka juga menegaskan bahwa pasien tidak dibiarkan tanpa bantuan medis.
“Rumah sakit Unhas tidak pernah menolak pasien gawat darurat. Meskipun kapasitas IGD penuh, pasien tetap diterima untuk penanganan life saving sesuai dengan prosedur medis yang berlaku,” jelas Ishaq, dikutip pada Kamis (1/5/2025).
Pihak rumah sakit menegaskan, kapasitas IGD yang terbatas pada saat kejadian, menyebabkan beberapa pasien harus menunggu antrean. Namun prioritas utama tetap diberikan kepada pasien dengan kondisi yang paling gawat dan membutuhkan penanganan segera.(Vinolla)