IPOL.ID – Sejumlah organisasi kesehatan dan pakar komunikasi menyuarakan keprihatinan terhadap maraknya upaya normalisasi penggunaan berbagai jenis rokok elektronik di Indonesia melalui klaim-klaim menyesatkan yang tidak didukung bukti-bukti ilmiah independen.
Klaim keliru tersebut berisiko meningkatkan penggunaan rokok elektronik di kalangan anak dan remaja, kelompok yang seharusnya mendapat perlindungan.
Kritik tajam disampaikan oleh Prof Eni Maryani, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Prof Eni menyoroti narasi yang dibangun oleh sejumlah lembaga, termasuk Center of Excellence for the Acceleration of Harm Reduction (CoEHAR), Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), dan Koalisi Indonesia Bebas Tar (KABAR), diduga kerap mengklaim adanya potensi manfaat kesehatan dari produk rokok elektronik tanpa didukung bukti ilmiah yang kuat dari beragam sumber.
“Klaim-klaim semacam ini sangat berbahaya karena dapat mengaburkan persepsi publik tentang rokok elektronik. Terdapat bukti-bukti ilmiah independen dan justru menunjukkan bahwa rokok elektronik tetap membawa risiko serius terhadap kesehatan. Membuat kesimpulan terburu-buru seperti ini sangat berbahaya, apalagi menyangkut kesehatan publik. Mereka mengabaikan banyak bukti ilmiah lain yang justru menunjukkan bahaya rokok elektronik,” tegas Prof Eni melalui pesan tertulis di Jakarta, Selasa (6/5/2025).