Menurut Ratmono, edukasi stroke harus dimulai dari bangku kuliah. Anak muda perlu menyadari bahwa stroke bukan hanya penyakit orang tua, tetapi juga bisa menyerang mereka yang sedang berada di masa produktifnya.
Lebih jauh, Ketua Yayasan Stroke Indonesia mengungkapkan, penyakit stroke ini harus ditanggulangi secara serius dan diperlukan kerja sama antar lembaga.
“Terutama lembaga pendidikan, karena hanya pendidikan yang mampu mengedukasi kesehatan generasi penerus bangsa,” katanya.
Melalui kolaborasi ini, Yastroki berharap dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya hebat dalam prestasi, tetapi juga sadar dan tangguh dalam menjaga kesehatannya.
Sebagai informasi, pelaksanaan kegiatan ini diinisiasikan oleh dua mahasiswi LSPR yakni Amelia Haness dan Nina Novelia yang sedang menjalankan tugas akhir pada jenjang Pascasarjana.
Keduanya menyatakan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari Personal Social Responsibilty (PSR) agar menciptakan hasil pembelajaran yang berdampak bagi masyarakat luas.