IPOL.ID – Presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian menjanjikan kebebasan bagi rakyat dan berharap dapat memperbaiki hubungan dengan negara-negara Eropa, meskipun dia menuduh mereka mengingkari komitmen untuk mengurangi dampak sanksi-sanksi Amerika Serikat. Pezeshkian pada 6 Juli lalu memenangkan pemilihan presiden putaran kedua melawan Saeed Jalili yang ultrakonservatif.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/7/2024), pria berusia 69 tahun itu menyerukan “hubungan konstruktif” dengan negara-negara Barat untuk “mengeluarkan Iran dari isolasi”. Dia mendukung menghidupkan kembali perjanjian nuklir tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar.
Washington secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2018, menerapkan kembali sanksi-sanksi dan menyebabkan Iran secara bertahap mengurangi komitmen terhadap perjanjian tersebut. Kesepakatan itu bertujuan untuk mengekang aktivitas nuklir, yang menurut Teheran bertujuan damai.
Menulis pada Jumat malam di surat kabar Tehran Times berbahasa Inggris, Pezeshkian mengatakan bahwa setelah AS menarik diri dari perjanjian tahun 2015, negara-negara Eropa berkomitmen untuk mencoba menyelamatkan perjanjian tersebut dan mengurangi dampak sanksi AS.
“Meskipun ada kesalahan langkah ini, saya berharap dapat terlibat dalam dialog konstruktif dengan negara-negara Eropa untuk mengatur hubungan kita pada jalur yang benar, berdasarkan prinsip saling menghormati dan pijakan yang setara,” tulisnya.
Sebelumnya, juru bicara Uni Eropa Nabila Massrali mengucapkan selamat kepada Pezeshkian atas kemenangannya dalam pemilihan presiden. Dia menambahkan bahwa blok beranggotakan 27 negara itu “siap untuk terlibat dengan pemerintahan baru sejalan dengan kebijakan keterlibatan kritis Uni Eropa”.
Pezeshkian adalah seorang ahli bedah jantung, yang satu-satunya pengalaman pemerintahan sebelumnya adalah sebagai menteri kesehatan sekitar dua dekade lalu.
Pezeshkian dianggap sebagai “reformis” di Iran, dan merupakan satu-satunya kandidat dari kubu tersebut yang diizinkan untuk mencalonkan diri dalam pemilu.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mempunyai keputusan akhir mengenai semua masalah kebijakan utama di negara republik Islam tersebut.
Perjalanan Pezeshkian ke Kursi Presiden
Presiden Masoud Pezeshkian adalah tokoh moderat yang memenangkan pemilihan presiden Iran. Ia berjanji akan membuka Iran kepada dunia dan memberikan kebebasan yang dirindukan rakyatnya. “Dengan memperoleh mayoritas suara pada hari Jumat, Pezeshkian telah menjadi presiden Iran berikutnya,” kata Kementerian Dalam Negeri Iran, dikutip dari Reuters, Sabtu (6/7/2024).
Angka partisipasi pemilihan mencapai 50% dalam persaingan antara kandidat presiden. Namun Pazehskian dikenal satu-satunya yang moderat dari empat kandidat presiden yang ada.
Pemilu pada Jumat kemarin adalah putaran kedua. Lebih dari 60% pemilih Iran abstain dari pemilu untuk mengganti Ebrahim Raisi yang meninggal karena kecelakaan helikopter.
Meski pemilu ini diperkirakan tidak akan berdampak besar terhadap kebijakan Iran, presiden akan terlibat erat dalam pemilihan penerus Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran yang berusia 85 tahun.
Adapun jumlah partisipasi pemilih menurun dalam empat tahun terakhir. Para pengamat menilai dukungan terhadap pemerintahan ulama telah terkikis karena ketidakpuasan masyarakat atas kesulitan ekonomi dan pembatasan kebebasan politik dan sosial.
Hanya 48% pemilih yang berpartisipasi dalam pemilu 2021 yang membawa Raisi berkuasan, sedangkan hanya ada 41% pemilih dalam pemilu parlemen bulan Maret lalu.
Pemilu itu juga bertepatan dengan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah akibat perang antara Israel dan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon. Juga meningkatnya tekanan barat terhadap Iran atas program pengayaan uranium yang berkembang pesat.
Diprediksi presiden berikutnya juga tidak akan menghasilkan perubahan besar dalam kebijakan program nuklir atau perubahan dukungan terhadap kelompok milisi di Timur Tengah. Ia hanya menjalankan fungsi pemerintahan sehari-hari dan dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri dan dalam negeri Iran. (lumi)