indoposonline.id – PT Pos Indonesia (Persero) bertekad menyelesaikan target penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) dan bantuan sosial (bansos) beras yang telah diperintahkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
Untuk diketahui, pada 2021 Kemensos menargetkan penyaluran BST kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan bansos beras bagi 10,6 juta KPM di seluruh Indonesia. Bantuan diberikan pemerintah sebagai jaring pengaman sosial dan bentuk kepedulian terhadap kondisi masyarakat terdampak COVID-19, sekaligus upaya penyelamatan perekonomian nasional.
Khusus bansos beras, Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero), Siti Choiriana, menginformasikan, dari 10,6 juta KPM di seluruh Indonesia, sebanyak 3,8 juta KPM berada di Jawa Barat (Jabar). Bahkan, angka penerima di Jabar tersebut masih akan ditambah 2,1 juta KPM, sehingga total penerima bansos beras di Jabar sebanyak 5,9 juta KPM.
Besarnya angka penerima di Jabar menuntut Pos Indonesia menjalankan strategi khusus dalam pendistribusian bansos beras. “Karena angkanya lebih dari 50% kami menerapkan strategi khusus. Kami menyediakan task forces khusus yang disiapkan untuk memastikan tidak ada kendala terkait tenaga penyalur, armada ditambah, serta tenaga penyalur dibekali dokumen berbasis digital sehingga mempercepat penyaluran,” klaim Siti Choiriana yang akrab disapa Ana, Sabtu (31/7).
Dengan menerapkan strategi khusus, Pos Indonesia optimistis penyaluran bansos akan berjalan efisien, tepat waktu, dan sesuai target. “Di Jabar meski jumlahnya (KPM) terbesar, kami yakin tidak akan ada keterlambatan dibandingkan dengan penyaluran di daerah lain,” kata Ana yakin.
Menyalurkan bansos di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Ana mengakui Pos Indonesia butuh tenaga ekstra. Sejalan dengan itu, perusahaan telah melakukan langkah-langkah antisipasi.
“Semua petugas juru bayar telah divaksinasi COVID-19, pendistribusian dilakukan mengikuti protokol kesehatan yaitu melalui door to door untuk mencegah kerumunan, tenaga juru bayar dan armada kami tambah. Kami juga berkoordinasi dengan Bulog dan pemerintah daerah setempat agar pendistribusian berjalan efisien sesuai target, tepat waktu, sesuai data, dan tentu saja kualitas beras baik,” paparnya.
Ana yakin walau target penyaluran bansos beras harus terdistibusikan semua seiring masa PPKM yang berakhir besok, sumber daya yang dimiliki Pos Indonesia akan dikerahkan untuk mengakselerasikan penyaluran beras ke berbagai daerah. Jalur komunikasi dari tingkat RT hingga pemerintah daerah setempat dibuka dan dilakukan intens.
Terkait kualitas beras, dia meyakinkan masyarakat bahwa Bulog telah menjalani standar kualitas. “Saya meyakini Bulog sudah menjalani standar kualitas (beras bansos). Saya lihat sendiri kualitas berasnya bagus. Packaging juga baik untuk mencegah bocor. Masyarakat tidak perlu ragu,” katanya lagi.
Pendistribusian bansos beras di seluruh Indonesia hingga akhir bulan Juli terus dioptimalkan Pos Indonesia. Bahkan, Ana menjamin warga tidak perlu khawatir bila bansos beras ini tidak sampai di tangan KPM.
Hal ini terkait data-data penerima bansos beras yang benar-benar berdasarkan referensi dari Kementerian Dalam Negeri. Bila di lapangan tidak ketemu, jelas Ana, maka petugas disribusi akan mengulang hingga ketemu KPM yang masuk di daftar penerima. Ana menjanjikan tidak ada pengalihan pada penerima bansos beras ini.
“Beberapa lokasi di Sumatera sudah terdistribusikan hingga 100%. Beberapa daerah belum maksimal karena terdapat daerah merah COVID-19. Kami masih menunggu instruksi diperbolehkan untuk masuk. Ada juga beberapa daerah kepulauan menunggu cuaca membaik. Bila cuaca membaik, kapal pengangkut bansos beras akan langsung bergerak untuk diberangkatkan,” pungkasnya. (msb/feri)