IPOL.ID-Persembahkan emas bagi Kontingen Provinsi DKI Jakarta melalui cabang anggar, atlet Aditya Rizki Pramudita berharap agar tidak terjadi lagi dualisme di tubuh Pengprov IKASI DKI.
Aditya Rizki Pramudita meraih emas setelah penantian selama kurang lebih 9 tahun. Ia terakhir kali tampil di PON Jabar 2016 dan membawa pulang perunggu.
“Sedangkan pada PON Papua 2021 lalu saya tidak tampil. Alhamdullilah penantian selama sembilan tahun terkabulkan. Saya berharap tidak lagi terjadi dualisme di IKASI DKI Jakarta yang akhirnya sangat merugikan atlet,” ungkap gadis kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1998 itu.
Atlet anggar nomor degen perorangan putri itu di final mengalahkan Khatrin Ghea Endrawati dari Jawa Barat di GOR Anggar Komplek Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh,
“Pertemuan saya dengan Ghea terulang lagi di PON kali ini sebelumnya di BK PON saya juga menang lawan dia dengan skor tipis 15-14. Tapi di PON kali ini saya unggul dengan selisih nilai jauh 15-8,”paparnya lagi.
Tya dan Ghea pada awalnya mencatatkan skor seri, yakni 3-3 pada pertandingan final di babak pertama.
Pada babak selanjutnya, Ghea mencoba untuk mengejar ketertinggalan dengan catatan skor 5 sementara Tya masih memimpin dengan skor 7. Pada babak akhir, Tya tetap unggul hingga skor akhir 15-8.
“Nggak menyangka (bisa menang dengan selisih skor cukup jauh, 15-8) karena sebelumnya pernah ketemu Ghea juga 14-15 dan sekarang bisa unggul lebih tinggi. Sangat lega dan senang,” katanya.
Ia juga mengatakan persiapan di Taiwan sebelum PON 2024 berlangsung dinilai sangat bermanfaat karena ia bisa beruji coba dengan atlet anggar dari Jepang dan Korea.
‘Saya bisa banyak belajar dari atlet-atlet anggar yang sudah mendunia dan tampil di Olimpiade,” tandasnya lagi. (bam)