IPOL.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto meninjau langsung lokasi terdampak gempa di wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Kamis (19/9/2024).
Dalam agenda meninjau lokasi terdampak gempa berkekuatan magnitudo 4.9 yang terjadi Rabu (18/9/2024). Persisnya, dua lokasi yang dikunjungi Kepala BNPB adalah Kantor Kecamatan Kertasari di Kabupaten Bandung dan Desa Banjarsari, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.
Terkait kunjungan kerja di dua lokasi tersebut, Kepala BNPB ingin memastikan bahwa rangkaian upaya penanganan darurat dapat dilakukan sebaik mungkin. Sesuai diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Kepala BNPB, Suharyanto berharap agar pemerintah daerah dapat memaksimalkan potensi yang ada demi keselamatan masyarakat sebagai hukum tertinggi penanggulangan bencana di tanah air.
Kepala BNPB bertolak dari Jakarta, pada pukul 07.00 WIB dan tiba di Kabupaten Bandung, sekitar pukul 10.00 WIB. Sesuai rencana, Kepala BNPB bakal memimpin rapat koordinasi percepatan penanganan darurat gempabumi bersama pucuk pimpinan daerah beserta jajaran forkopimda setempat.
Selain itu, Kepala BNPB juga bakal mengunjungi lokasi terdampak gempa di Desa Cibeureum dilanjutkan menyambangi warga pengungsi.
Dalam rangkaian kegiatan di Kabupaten Bandung, lalu Kepala BNPB bergeser ke Kantor Bupati Garut melaksanakan hal serupa, yaitu memberikan arahan terkait upaya percepatan penanganan darurat kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Garut.
Setelah itu, Kepala BNPB juga mengunjungi lokasi terdampak di Desa Banjarsari, Kecamatan Samarang, dilanjutkan menyapa para warga di lokasi pengungsian.
Pada momentum tersebut, Kepala BNPB juga akan menyerahkan dukungan berupa Dana Siap Pakai (DSP) masing-masing senilai Rp300 juta kepada pemerintah Kabupaten Bandung dan Rp250 juta untuk pemerintah Kabupaten Garut.
Selain DSP, Kepala BNPB juga akan memberikan dukungan logistik dan peralatan penunjang penanganan darurat bencana berupa tenda pengungsi, tenda keluarga, paket sembako, hygiene kit, matras, selimut, terpal, velbed, light tower, makanan siap saji, pakaian dewasa dan anak, genset, alat kebersihan, air mineral, biskuit bayi dan balita, popok bayi dan pembalut.
Hasil perkembangan data kaji cepat per Kamis (19/9/2024) sekitar pukul 06.00 WIB, ada sebanyak 30 desa di 8 kecamatan di Kabupaten Bandung terdampak dengan total warga mencapai 21.696 jiwa dari 5.409 Kepala Keluarga (KK).
Sedikitnya 15 warga mengalami luka berat di mana 7 orang harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD. Selain itu, 53 warga mengalami luka ringan dan terdapat seorang siswi sekolah dasar meninggal dunia pascagempabumi.
Dilaporkan korban memiliki riwayat penyakit dan sebelum meninggal sempat kambuh kemudian terjatuh dan nyawanya tidak tertolong ketika sampai di rumah sakit.
Sementara, untuk update kerusakan, ada sebanyak 532 unit rumah mengalami rusak berat, 475 rumah rusak sedang dan 1.013 rumah rusak ringan. Sebanyak 1.263 unit rumah terdampak, termasuk 2 gedung pemerintahan dan 55 unit rumah ibadah.
Selanjutnya untuk wilayah Kabupaten Garut, 209 warga yang tinggal di 11 desa di 3 kecamatan dilaporkan turut terdampak. Sedikitnya ada 204 rumah terdampak, tak terkecuali 5 unit rumah ibadah. (Joesvicar Iqbal)