IPOL.ID-Kejuaraan Berkuda Equestrian Solidarity Challenge (ESC) ikut meramaikan kompetisi olahraga berkuda di Tanah Air. Tercatat, ada 170 atlet dari 20 klub berkuda bersaing di Jakarta International Equestrian Park (JIEP) Pulomas, 16-17 Oktober 2021.
Sekjen Pordasi Adinda Yuanita mengingkapkan ajang ini ingin manyatukan berbagai klub berkuda di Indonesia baik klub modern maupun tradisional sehingga makin terasa terbukanya olahraga berkuda bagi masyarakat.
“Ajang ini juga memiliki peran penting dalam mengembangkan olahraga berkuda yang sekaligus menjaring para atlet berkuda dari berbagai daerah dan penggunaan kuda-kuda lokal (kuda poni),” ujar Adinda Yuanita dalam jumper ESC di Equinara Horse Sport Centre di Pulomas, Jaktim, Sabtu (16/10).
Acara ini juga dihadiri Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi) DKI, Aryo Djojohadikusumo, Dicky Kamsan, perwakilan andalan Stable, Nurindra Kutty, DNV Equestrian dan Namita Marsya, penyelengara ESC.
Adinda juga berharap ESC menjadi pintu masuk bagi atlet-atlet daerah untuk dapat bertanding dengan para atlet berkuda asal Jakarta dan sekitarnya yang sementara ini menjadi parameter perkembangan olahraga berkuda khususnya cabang Equestrian di Indonesia.
Panitia Penyelenggara ESC, Namita Marsya Eiffelira mengatakan, ESC mempertandingkan kelas-kelas seperti Dressage (tunggang serasi) maupun Show Jumping (lompat rintangan). Untuk kategori Dressage, berbagai kelas pun dilombakan mulai dari kelas Walk Trot hingga ke kelas para expert yakni Prix St Georges. Sementara di kategori Show Jumping, ESC juga mempertandingkan kelas 30Cm-50Cm hingga ke kelas para raja dengan lompatan tertinggi 130Cm-140Cm.
” Antusias peserta sangat tinggi, tercatat 170 rider dan klub berkuda ambil bagian di ESC,” ujar Mamita Marsya.
Dia menambahkan bahwa tujuan utama dari diselenggarakannya ajang ini adalah untuk menarik minat atlet-atlet khususnya dari daerah, karena sebenarnya banyak atlet-atlet daerah yang punya potensi bagus. Jadi dengan adanya ESC ini Mereka memiliki kesempatan untuk berlatih tanding dengan atlet-atlet di Jakarta.
” ESC tidak hanya mendukung equestrian di Jabodetabek, Jabar dan Banten, dimana sudah banyak atlet timnas yang telah bertanding berskala internasional. Selain itu, ESC juga memberikan kesempatan kepada atlet memberdayakan kuda lokal, seperti di Eropa yang memiliki aturan atlet di bawah 16 tahun harus menunggang kuda poni agar memiliki basic rising skills yang tepat,” papar Mamita. (bam)