IPOL.ID – Bukan hanya Indonesia yang menghadapi banjirnya hoax dan mitos tentang bahaya vaksin COVID-19. Afrika Selatan juga demikian, padahal negara ini tengah menghadapi mutasi virus Corona yang disebut varian Omicron.
Salah satu hoax vaksin yang tersebar di dunia maya adalah vaksin bisa menurunkan gairah seks.
Saat ini masyarakat Afrika Selatan sudah memasuki suasana liburan. Menjelang matahari terbenam, bar dan restoran yang menghadap ke tepi laut Ballito telah terisi dengan cepatnya.
Tetapi varian Omicron menyebabkan kekhawatiran mendalam. Salah satunya di kota di Provinsi KwaZulu-Natal, sehingga menimbulkan frustrasi bagi bisnis yang terkena gelombang larangan perjalanan internasional.
“Varian baru? Ya, saya khawatir,” kata Fana Dlamini, 43, sambil memuat ember berisi air laut untuk digunakan dalam apa yang dia katakan sebagai upacara keagamaan.
Danilia du Plessis, 29, mengamininya. “Saya sudah terkena Covid. Tapi kami tidak tahu gejala varian baru ini. Jadi, saya takut,” ujarnya.
Laman BBC menyebutan, dia terkejut sejauh ini hanya sepertiga orang dewasa di KwaZulu-Natal yang telah divaksinasi.
Sanele Shabalala yang berusia 25 tahun adalah salah satu dari mereka yang belum pernah divaksin. “Masalah saya adalah pemerintah. Kami tidak percaya pada mereka, atau sistemnya,” tukasnya.
Di sampingnya Shabalala duduk, dua saudara perempuannya mengangguk setuju dan memastikan bahwa tidak ada dari mereka yang telah divaksinasi. Mereka mengutip klaim palsu tentang reaksi alergi terhadap vaksinasi yang telah mereka baca di media sosial.
Hoax Vaksin
“Ini sangat membuat frustrasi,” kata Ivy Kaunda, seorang pekerja penghubung masyarakat dengan Caprisa, sebuah lembaga penelitian HIV/Aids terkemuka yang juga banyak terlibat dalam penelitian COVID-19.
Munculnya varian Omicron telah mendorong pejabat kesehatan di provinsi tersebut untuk meningkatkan kampanye untuk membujuk masyarakat, khususnya kaum muda, untuk divaksinasi.
Meskipun pasokan vaksin terkadang serampangan, saat ini tidak ada kekurangan di Afrika Selatan.
“Media sosial adalah masalah, terutama di kalangan pria muda. Mereka mengatakan bahwa mereka pernah mendengar bahwa itu akan mempengaruhi gairah seks mereka,” ungkapnya.
Seorang pria mengatakan kepadanya bahwa keluarganya telah terinfeksi dan karena itu aman.
Tetapi para ilmuwan di Durban, tempat Omicron pertama kali terdeteksi, telah menetapkan bahwa infeksi sebelumnya tampaknya menawarkan perlindungan yang lebih sedikit kepada mereka yang sekarang terpapar varian baru.
“Kami pikir kemungkinan besar Anda dapat terinfeksi ulang jika Anda pernah menderita Covid sebelumnya (dibandingkan dengan varian lain). Itu karena mutasi pada protein lonjakan,” ujar peneliti vaksin Caprisa, dr Nigel Garrett. (mim)